Langsung ke konten utama

PROFIL KOTA MADIUN



PROFIL KOTA MADIUN

Oleh :
Abim Nurhuda Yaqin P (3615100021)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2017

GAMBARAN UMUM WILAYAH




Sumber : RTRW Kota Madiun 2010-2030

Kota Madiun yang merupakan ibukota Madiun, Jawa Timur ini memiliki wilayah seluas 33,23 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 200.188 jiwa (BPS tahun 2008).
Kota Madiun merupakan kota transit pada jalur selatan yang menghubungkan kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Surabaya, Jombang, Madiun, Solo, Jogjakarta sampai DKI Jakarta, sehingga kota Madiun sangat cocok dan menarik untuk mengembangkan sektor indsutri, perdagangan, jasa maupun angkutan. Hal ini tampak dari keberadaan sarana dan prasarana di kota Madiun sehingga dapat melayani kepentingan dalam skala regional dan nasional seperti pendidikan, kesehatan serta komoditi hasil produksi industri. Salah satu sarana yang mendukung peranan perekonomian dalam skala regional adalah jaringan jalan yang kondisinya sangat baik untuk menghubungkan kota Madiun, dengan daerah di luar Kota Madiun yaitu Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Jombang, Ngawi dan Kediri.
Secara astronomis terletak di antara 111º29’45”-111º33’30” Bujur Timur dan 7º35’45”- 7º40’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasinya adalah sebagai berikut :
  •  Batas wilayah utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun (Kabupaten Madiun)
  • Batas wilayah timur : Kecamatan Wungu (Kabupaten Madiun)
  • Batas wilayah selatan : Kecamatan Geger (Kabupaten Madiun)
  • Batas wilayah barat : Kecamatan Jiwan (Kabupaten Madiun)




Wilayah Kota Madiun terletak di lembah Sungai Madiun yaitu sekitar 30 km di sebelah selatan pertemuan antara sungai Madiun dengan Sungai Bengawan Solo dan berada pada ketinggian rata-rata 65 m diatas permukaan laut. Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat dikatakan relatif datar. Oleh karenanya, kondisi seperti itu merupakan potensi besar untuk pengembangan fisik kota.
Struktur geologi Kota Madiun sebagian besar termasuk jenis alluvium sedangkan jenis tanahnya termasuk alluvial yang mempunyai kadar mineral dan organisme yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan jenis tanah tersebut merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu dengan daya penahan air yagn cukup baik dan dapat menyerap air.
Kota Madiun secara fisik dibagi oleh sungai Madiun yang membujur dari arah utara selatan, menjadi dua bagian.Selain itu terdapat pula anak-anak Sungan Madiun yaitu Sungai Catur dan Sungai Sono yang merupakan saluran irigasi lahan pertanian di wilayah kota. Untuk sumber air yang ada yaitu sumber air dangkal dengan kedalaman sekitar 8 meter dari muka air tanah, sedangkan sumber air artesis terdapat pada kedalaman kurang lebih 90 meter.
Kota Madiun beriklim tropis dengan temperatur harian rata-rata 24-32ºC dan mempunyai curah hujan rata-rata pertahun sekitar 100 hari dan besarnya curah hujan 2000 mm pertahun. Pada umumnya dalam setahu terjadi 4-5 bulan kering dan 2-3 bulan lembah serta 5-6 bulan basah. Arah mata angin di Kota Madiun dari arah selatan ke utara rata-rata 78%.
Kota Madiun merupakan daerah urban sehingga dominasi penggunaan tanahnya adalah untuk kawasan terbangun yang tediri dari perumahan, fasilitas umum dan lainnya.
Kota Madiun ini terdiri dari 3 kecamatan yaitu Manguharjo, Taman,dan Kartoharjo.



a. Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Madiun pada tahun 2006 mencapai 198.745 jiwa dengan angka pertambahan penduduk alami sebesar 0,52, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 200188 jiwa dimana terjadi penambahan sebanyak 1443 jiwa. Kenaikan jumlah penduduk di Kota Madiun bersifat stagnan.
Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk
Tahun 1998-2009
Tahun
Penduduk
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk/Km2
1998
185570
33.23
5584
1999
186331
33.23
5607
2000
186954
33.23
5626
2001
188344
33.23
5668
2002
189736
33.23
5710
2003
190823
33.23
5742
2004
192807
33.23
5802
2005
195058
33.23
5870
2006
196691
33.23
5919
2007
198745
33.23
5981
2008
200188
33.23
6024
2009
202812
33.23
6103
                         Sumber : BPS Kota Madiun
Sementara itu kepadatan penduduk secara kesulurahan adalah 5.981 jiwa/km2. Dari 3 (tiga) kecamatan yang ada Kecamatan Taman adalah kecamatan terpadat dengan kepadatan penduduk 6.844 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk 2 (dua) kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Manguharjo dan Kartoharjo masing-masing 6.170 jiwa/ km2 dan 5.181 jiwa/ km2.
Pertambahan jumlah penduduk terbesar berasal dari jumlah kelahiran. Kelahiran di Kota Madiun pada Tahun 2009 sebanyak 2164 jiwa, sedangkan angka kematian cukup tinggi pula yaitu sebesar 1374 jiwa. Jumlah pendatang pada tahun 2009 sebesar 5122 jiwa sedangkan penduduk keluar sebesar 4890 sehingga terdapat penambahan sebesar 232 jiwa penduduk pendatang.

Perkembangan Penduduk Kota Madiun
Tahun 1998-2009
Tahun
Lahir
Mati
Datang
Pindah
1998
2044
1119
4292
4315
1999
2032
1204
4768
4835
2000
2065
1242
3564
3764
2001
2318
1079
3925
3774
2002
2268
1195
4180
3861
2003
2222
1251
4555
4440
2004
2302
1159
5569
4728
2005
2363
1295
5350
4167
2006
2324
1783
6328
5326
2007
2348
1323
5885
4856
2008
2314
1427
4886
4330
2009
2164
1374
5122
4890
  Sumber : BPS Kota Madiun

Komposisi penduduk Kota Madiun terdiri dari 98.000 jiwa penduduk laki-laki dan 104.812 jiwa penduduk perempuan serta berada pada kelompok umur penduduk muda. Sex ratio penduduk pada tahun 2009 sebesar 95,02.

Penduduk Menurut Jenis Kelamin,Sex Ratio, dan Kecamatan
Tahun 2009
Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Ratio Jenis Kelamin
Mangunharjo
30067
31608
61675
92,12
Taman
40412
43725
84137
92,42
Kartoharjo
26047
28329
54376
91,94
Jumlah
96526
103662
200188
93,12
2007
95752
102993
198745
92,97
2006
94651
102040
196691
92,76
2005
93824
101234
195058
92,68
2004
92724
100083
192807
92,65
2003
91682
99141
190823
92,48
2002
91108
98628
189736
92,38
                          Sumber : BPS Kota Madiun

Sedangkan jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kota Madiun, didominasi oleh kelompok umur muda yaitu 15-19 tahun dengan jumlah sebesar 21967 jiwa atau sekitar 10,9% dari total penduduk Kota Madiun. Dan jumlah penduduk terkecil pada kelomok umur 75 tahun keatas yaitu sebesar 2,1% dari total penduduk di Kota Madiun.

               Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2009
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
0-4
7548
7151
14699
5-9
7593
7135
14728
10-14
7730
7695
15425
15-19
10723
11245
21968
20-24
8633
8724
17357
25-29
8563
8350
16913
30-34
7757
8319
16076
35-39
7261
8383
15644
40-44
7522
7799
15321
45-49
6324
6347
12671
50-54
4390
5024
9414
55-59
3869
4389
8258
60-64
3179
4291
7470
65-69
2171
3345
5516
70-74
1743
2728
4471
75-keatas
1565
2724
4289
Jumlah
96526
103662
200188
                                         Sumber : BPS Kota Madiun

b. Ekonomi

Pendapatan Domestik Regional Bruto 2008 tercatat sebesar Rp 1.057,36 milyar. Dengan jumlah penduduk mencapai 173 ribu jiwa, pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 5,7 juta per tahun atau sekitar Rp 500 ribu per bulan. Jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita nasional yang mencapai sekitar $1800 per kapita per tahun.
Kekuatan anggaran pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.354 milyar, di mana Rp 87 milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun. Posisinya yang cukup strategis menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007).
Selama periode 2003-2007, sektor-sektor primer mengalami penyusutan dari 2,61% menjadi 2,18%. Sektor sekunder (industri) juga mengalami penyusutan dari 40% menuju 39%. Sektor tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah sekitarnya.
Sebagai pusat perekonomian Jatim sebelah barat, angkutan antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun merupakan yang terbesar di kawasan Jawa Timur bagian barat, dan di terdapat pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).
Persentase penduduk miskin di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Timur. Sejak terjadi kenaikan persentase penduduk miskin pada tahun 2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 8,7 selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 0,64 persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44 persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32 dan tahun 2007 menjadi 5,59 persen.
Adapun produk domistik regional bruto dengan atas dasar harga berlaku tahun 2003-200 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 sektor pertanian dengan nilai 37.470,26 dan pertambangan dengan nilai 604, 43 dan industri pengolahan dengan nilai 415.270,12. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai 36.717, 12 dan sektor konstruksi dengan nilai 240.233,58.  Untuk sektor perdagangan hotel dan restoran dengan nilai 329.144,64 dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai 217.063,75 dan sektor keuangan persewaan dan jasa dengan nilai 172.099,54 dan sektor jasa-jasa lainnya dengan nilai 238.838,04. Dari semua sektor yang paling tinggi nilai PDRBnya berdasarkan atas dasar harga berlaku yaitu sektor industri pengolahan dan perdagangan hotel dan restoran. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2003-2007

Sektor/ Sub Sektor
2003
2004
2005
2006
2007
Pertanian
24.947,50
26.651,74
28.508,12
333.013,18
37.470,26
Pertambangan
385,18
429,91
480,46
541,81
604,43
Industri pengolahan
243.560,02
273.464,11
309.017,06
360.287,54
415.270,29
Listrik, gas dan air bersih
18.818,83
22.181,04
26.225,90
31.174,01
36.717,12
Konstruksi
126.547,36
147.587,81
172.976,29
204.180,11
240.233,58
Perdagangan Hotel dan restoran
181.858,02
207.252,94
239.131,36
281.016,51
329.144,64
Pengangkutan dan komunikasi
109.456,63
127.425,40
148.503,78
184.583,50
217.063,75
Keuangan persewaaan dan jasa
97.740,22
110.174,04
125.241,77
150.177,78
172.099,54
Jasa-jasa
148.924,03
165.401,22
183.317,81
210.372,26
238.853,04
   Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Madiun

Dan untuk produk domistik regional bruto dengan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2003-2007 selalu mengalami peningkatan namun hanya jasa-jasa lainnya yang semakin menurun. Pada tahun 2006 sektor pertanian dengan nilai 21.375,07 dan pertambangan dengan nilai 283,42 dan industri pengolahan dengan nilai 227.937,30. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai 18.371,65 dan sektor konstruksi dengan nilai 123.138,75.  Untuk sektor perdagangan hotel dan restoran dengan nilai 193.100,99 dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai 118.725,47 dan sektor keuangan persewaan dan jasa dengan nilai 95.736,80 dan sektor jasa-jasa lainnya dengan nilai 38.904,65. Dari semua sektor yang paling tinggi nilai PDRBnya berdasarkan atas dasar harga konstan 2000 yaitu sektor industri pengolahan dan perdagangan hotel dan restoran. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Produk Domestik Regional BrutoAtas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2003-2007
Sektor/
Sub Sektor
2003
2004
2005
2006
2007
Pertanian
20.564,36
20.779,60
20.976,61
21.177,05
21.375,07
Pertambangan
285,11
284,54
283,76
283,37
283,42
Industri pengolahan
196.912,63
202.771,28
209.544,36
217.936,81
227.937,30
Listrik, gas dan air bersih
14.314,43
15.009,19
15.966,19
17.105,45
18.371,65
Konstruksi 
100.724,87
105.876,36
11.347,95
117.074,12
123.138,75
Perdagangan Hotel dan restoran
148.944,49
159.106,32
169.264,30
180.455,70
193.100,99
Pengangkutan dan komunikasi
87.549,32
93.936,87
101.436,68
109.731,78
118.725,47
Keuangan persewaaan dan jasa
80.392,29
83.572,27
87.011,67
91.117,76
95.736,80
Jasa-jasa
123.809,75
126.538,11
130.342,88
134.440,49
38.904,65
                                   Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Madiun

c. Sosial-Budaya

Pada 2009, jumlah penduduk Kota Madiun mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 1 persen. Jumlah penduduk berdasarkan usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.
Dalam periode 2004-2009, rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.
Madiun terkenal dengan produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya berbagai organisasi pencak silat seperti Setia Hati Winongo, Setia Hati Tattuhu Tekad dan Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak silat terbesar di Indonesia, yang memiliki jaringan-jaringan luas.

d. Sarana-prasarana

           Fasilitas Kesehatan

Terdapat berbagai macam fasilitas kesehatan di Kota Madiun yang melayani kebutuhan pengobatan kesehatan bagi warga Madiun, antara lain mulai puskesmas, praktek dokter, bidan, hingga rumah sakit baik milik Pemerintah Daerah Kota Madiun (RSUD Kota yang berlokasi di Kelurahan Sogaten) maupun milik Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. Soedono Kota Madiun yang terletak di Jl. Dr. Sutomo, mempunyai perlengkapan peralatan dan tenaga medis yang paling lengkap diantara fasilitas kesehatan lainnya, sehingga rumah sakit ini sering dijadikan sebagai rujukan bagi warga yang memerlukan pengobatan lebih memadai. Rumah sakit ini juga mempunyai pelayanan dengan skala regional, khususnya meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, serta Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, dll.

                    Sumber : Sentramedis.com

Fasilitas Pendidikan

       Kota Madiun telah mampu memenuhi kebutuhan pendidikan bagi warganya mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi, sehingga untuk warga di sekitar Madiun (kabupaten dan bakorwil) yang menginginkan pendidikan yang lebih memadai atau lebih tinggi daripada yang dimiliki di wilayahnya, biasanya memilih atau melanjutkan di Kota Madiun. Diantara banyak sekolah yang ada di Kota Madiun yang banyak menjadi pilihan warga sekitar Madiun (Caruban/Kabupaten Madiun lainnya, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, dll.) adalah SMU Negeri 3 yang telah memiliki gedung sekolah baru yang berlokasi di Ring Road Barat dan Universitas Merdeka yang ada di Jl. Serayu. SMU Negeri 3 banyak dipilih karena merupakan pelopor sekolah negeri bertaraf internasional, sedangkan Universitas Merdeka banyak dipilih karena merupakan perguruan tinggi tertua di Kota Madiun. Namun saat ini, karena persaingan kualitas sekolah sekolah di Kota Madiun semakin ketat, maka warga sekitar Madiun makin memiliki banyak pilihan untuk melanjutkan di sekolah-sekolah favorit di Kota Madiun.

Fasilitas Olahraga

Untuk menyelenggarakan kegiatan pertandingan olah raga antar daerah khususnya sepak bola, Kota Madiun memiliki sarana olahraga yang cukup memadai yaitu Stadion Wilis. Stadion Wilis telah mengalami renovasi sehingga dapat dipergunakan untuk pertandingan sepak bola hingga skala nasional. Di kawasan Stadion Wilis juga terdapat Gedung Olah Raga (GOR) yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan tingkat local hingga nasional, antara lain pertandingan volley, bulutangkis, senam, dll.

                Sumber : Panoramio.com


RTH

RTH eksisting di Kota Madiun terbagi menjadi RTH publik seluas 339, 42 Ha dan RTH privat seluas 23,5 Ha. Untuk lebih jelasnya RTH di Kota Madiun dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1.3
RTH di Kota Madiun
NO.
JENIS RTH
LUAS (HA)
RTH Publik
326,37
1.
Jalur hijau jalan
96,6
2.
Taman:
-        Taman Sub Pusat Pelayanan
-        Taman kota

6,57
43,56
3.
Lapangan olahraga
26,18
4.
Makam
21,6
5.
Hutan kota
11,53
6.
Sempadan:
-        Sungai
-        Mata air
-        SUTT
-        KA
-        Buffer zone

93,99
2
2
19,34
3
RTH Privat
23,5

-        Lahan pekarangan
-        Taman perkantoran
-        Taman gedung komersil
-        Taman fasilitas umum
-        Bufferzone industri
9,2
2
5,6
1,6
5,1
TOTAL
349,87
WILAYAH PERENCANAAN
3323
RTH PUBLIK
9,8%
RTH PRIVAT
0,7%
Sumber : Hasil Survei Tahun 2009

Transportasi

                               Sistem jaringan jalan di Kota Madiun meliputi jalan arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder dan lokal sekunder. 
                 Saat ini Kota Madiun memiliki terminal yang melayani angkutan dalam kota maupun angkutan luar kota. Terminal yang ada di Kota Madiun dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu terminal yang melayani angkutan dalam kota maupun angkutan luar kota (terminal bus/terminal utama).
Terminal Purboyo yang ada di Kota Madiun berada di Jalan Basuki Rahmad, yang melayani angkutan antar wilayah yang menghubungkan ke arah timur (Surabaya-Malang-Banyuwangi-Bali-Lombok) dan ke arah barat (Solo-Yogyakarta-Bandung-Jakarta-Sumatera).
Sedangkan keberadaan Sub Terminal yang diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat transit angkutan kota, kondisinya mangkrak atau tidak terurus dan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Terdapat dua sub terminal di Kota Madiun, yaitu di Jl. Kelapa Sari (Kelurahan Manisrejo) dan di jalan Ring Road Barat.




e. Penggunaan Lahan

Pola penggunaan tanah pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. Kota Madiun merupakan daerah urban sehingga didominasi dengan kegiatan perkotaan seperti perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran, dan permukiman.
Wilayah Kota Madiun memiliki luas 3323 Ha, dimana penggunaan lahannya didominasi oleh permukiman dan pertanian sawah. Lahan pertanian di Kota Madiun terdiri dari sawah dan tegalan yang terdapat di daerah pinggiran kota tepatnya di bagian utara, barat, serta sebagian kecil di bagian selatan dengan luas 1.100 Ha atau sekitar 33% dari luas total Kota Madiun. Lahan sawah hampir seluruhnya merupakan sawah irigasi teknis yang produktif, oleh karenanya perubahan fungsi lahan pertanian untuk kawasan terbangun di wilayah kota perlu mempertimbangkan aspek keseimbangan lingkungan sesuai dengan surat edaran Mendagri No. 590/11108/5 tanggal 24/10/1984. Meskipun perkembangan kota umumnya menuntut ketersediaan kebutuhan lahan untuk kawasan terbangun yang diperoleh dari lahan pertanian yang ada, akan tetapi perlu dipertahankan lahan pertanian pada wilayah-wilayah tertentu yaitu:
·         Di sebelah selatan kota: sawah Demangan, sawah Josenan, dan sawah Kuncen
·         Di sebelah barat kota: sawah Kejuron dan sawah Pangongangan
Penggunaan lahan untuk sawah sebesar 1.098 Ha, sedangkan penggunaan untuk perkebunan sebesar 184 Ha dan penggunaan untuk kolam sebesar 2 Ha. Luas kawasan terbangun pada Tahun 2008 mencapai 1553 Ha atau sebesar 47% dari luas total Kota Madiun dan kawasan tak terbangun berupa sawah, tegalan, ladang, dan kolam ikan sebesar 1604 Ha atau sekitar 48% dari luas total Kota Madiun, serta untuk sungai dan infrastruktur sebesar 166 Ha atau sebesar 5% dari luas total wilayah di Kota Madiun.
Berikut adalah peta penggunaan lahan kota madiun :   



POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH


Potensi

·  Kota Madiun sebagai Pusat dari Wilayah Pengembangan Madiun dan sekitarnya memiliki fungsi antara lain Pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri, pendidikan, kesehatan.
·       Kota Madiun sebagai pusat pelayanan kawasan andalan Nasional Madiun dan sekitarnya.
·   Kota Madiun sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Jawa Timur yang berfungsi pelayanan dalam lingkup provinsi atau beberapa kabupaten.
·   Wilayah Pusat Kota Madiun memberikan pelayanan terhadap kegiatan ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan kesehatan dengan skala regional.
·         Kegiatan pelayanan kota tidak menumpuk di pusat kota Madiun
·       Pengembangan pusat-pusat pelayanan baru sebagai sub pusat Kota Madiun di luar wilayah Pusat Kota Madiun meliputi kegiatan pemerintahan, perdagangan dan pendidikan dengan skala regional.
·  Sub pusat pelayanan Kota Madiun akan melayani beberapa pusat-pusat lingkungan dimana setiap pusat lingkungan terhubung langsung dengan wilayah sub pusat kota maupun wilayah pusat kota melalui jaringan jalan lokal dan kolektor primer.
·     Masing-masing pusat lingkungan telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pendidikan, perdagangan dan pemerintahan skala lokal.
· Terdapat bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai arsitektur tinggi dan tempat-tempat sacral yang dihormati oleh masayarakat Kota Madiun seperti Makam Kuncen yang merupakan makam pendiri Kota Madiun.

Permasalahan

·  Perkembangan wilayah pusat Kota Madiun sangat pesat, sehingga perlu dikendalikan dan ditata.
·     Pada sepanjang jalan utama kota, terdapat berbagai fasilitas dan jenis kegiatan yang lebih beragam mulai dari kegiatan perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan, kesehatan, dan perumahan dan industri, sehingga pergerakan penduduk ke sepanjang jalan-jalan utama menjadi dominan.
·   Perkembangan fasilitas pelayanan yang belum merata diseluruh sub pusat Pelayanan Kota, sehingga ketergantungan terhadap Pusat Pelayanan Kota sangat besar.
·  Pusat-pusat lingkungan belum didukung dengan kemampuan sub pusat pelayanan Kota, sehingga pusat lingkungan tergantung langsung dengan pusat Kota.
·        Terdapat beberapa kawasan pinggiran kota (kawasan bagian Utara-Barat dan kawasan Utara-Timur) yang membentuk cluster dalam skala kecil sehingga pelayanannya terbatas.
·    Terdapatnya sirkulasi lalu lintas regional (dari dan ke Kabupaten Ponorogo) yang melalui pusat Kota Madiun, sehingga meningkatkan tingkat kepadatan arus dalam kota meningkat.
·     Sistem perdesaan yang ada masih berorientasi pada Pusat Pelayanan Kota dan tidak terbentuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
·         Sistem perdesaan yang mulai berkembang menjadi perkotaan, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Madiun.


PENGEMBANGAN POTENSI


1.      Dikembangkan Jalan Lingkar Utara-Timur, Lingkar Timur-Utara, dan Lingkar utara-barat yang akan membuka akses regional tanpa melalui Pusat Kota Madiun.
2.  Seiring dengan perkembangan Kota Madiun, terdapat prospek pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antar wilayah baik internal dalam kota maupun Kota Madiun dengan Wilayah Sekitarnya.
3.     Seiring dengan berkembangnya jalur Surabaya-Yogyakarta menjadikan Kota Madiun ini sebagai transit pergerakan.
4.     Peningkatan kegiatan dalam skala besar dan pengembangan pusat kota menjadikan beberapa jalan berpotensi untuk dilakukan peningkatan kelas jalan.
5. Konservasi rel mati arah Madiun-Slahung-Ponorogo yang diarahkan untuk pengembangan perkeretaapian (Komuter).
6.      Peningkatan penyediaan listrik Kota Madiun seiring dengan perkembangan wilayah khususnya pengembangan pusat-pusat perekonomian baru.
7.   Pengembangan jalur pejalan pejalan kaki yang dihubungkan dengan pusat-pusat kegiatan masayarakat.
8.   Menjadikan tempat-tempat bersejarah yang ada di kota madiun sebagai sarana penelitian dan pariwisata.



Komentar