PROFIL KOTA MADIUN
Oleh :
Abim Nurhuda Yaqin P (3615100021)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2017
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Sumber : RTRW Kota Madiun 2010-2030
Kota Madiun yang merupakan
ibukota Madiun, Jawa Timur ini memiliki wilayah seluas 33,23 km² dengan jumlah
penduduk sebanyak 200.188 jiwa (BPS tahun 2008).
Kota Madiun merupakan kota transit pada
jalur selatan yang menghubungkan kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa
Barat seperti Surabaya, Jombang, Madiun, Solo, Jogjakarta sampai DKI Jakarta, sehingga
kota Madiun sangat cocok dan menarik untuk mengembangkan sektor indsutri,
perdagangan, jasa maupun angkutan. Hal ini tampak dari keberadaan sarana dan
prasarana di kota Madiun sehingga dapat melayani kepentingan dalam skala
regional dan nasional seperti pendidikan, kesehatan serta komoditi hasil produksi
industri. Salah satu sarana yang mendukung peranan perekonomian dalam skala
regional adalah jaringan jalan yang kondisinya sangat baik untuk menghubungkan
kota Madiun, dengan daerah di luar Kota Madiun yaitu Magetan, Nganjuk, Ponorogo,
Jombang, Ngawi dan Kediri.
Secara astronomis terletak di antara
111º29’45”-111º33’30” Bujur Timur dan 7º35’45”- 7º40’ Lintang Selatan. Adapun
batas-batas administrasinya adalah sebagai berikut :
- Batas wilayah utara : Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Madiun (Kabupaten Madiun)
- Batas wilayah timur : Kecamatan Wungu (Kabupaten Madiun)
- Batas wilayah selatan : Kecamatan Geger (Kabupaten Madiun)
- Batas wilayah barat : Kecamatan Jiwan (Kabupaten Madiun)
Wilayah Kota Madiun terletak di lembah Sungai
Madiun yaitu sekitar 30 km di sebelah selatan pertemuan antara sungai Madiun
dengan Sungai Bengawan Solo dan berada pada ketinggian rata-rata 65 m diatas
permukaan laut. Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang satu dengan
wilayah yang lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat
dikatakan relatif datar. Oleh karenanya, kondisi seperti itu merupakan potensi
besar untuk pengembangan fisik kota.
Struktur geologi Kota Madiun sebagian
besar termasuk jenis alluvium sedangkan jenis tanahnya termasuk alluvial yang
mempunyai kadar mineral dan organisme yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan
jenis tanah tersebut merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang
berwarna hitam kelabu dengan daya penahan air yagn cukup baik dan dapat
menyerap air.
Kota Madiun secara fisik dibagi oleh
sungai Madiun yang membujur dari arah utara selatan, menjadi dua bagian.Selain
itu terdapat pula anak-anak Sungan Madiun yaitu Sungai Catur dan Sungai Sono
yang merupakan saluran irigasi lahan pertanian di wilayah kota. Untuk sumber
air yang ada yaitu sumber air dangkal dengan kedalaman sekitar 8 meter dari
muka air tanah, sedangkan sumber air artesis terdapat pada kedalaman kurang
lebih 90 meter.
Kota Madiun beriklim tropis dengan
temperatur harian rata-rata 24-32ºC dan mempunyai curah hujan rata-rata
pertahun sekitar 100 hari dan besarnya curah hujan 2000 mm pertahun. Pada
umumnya dalam setahu terjadi 4-5 bulan kering dan 2-3 bulan lembah serta 5-6
bulan basah. Arah mata angin di Kota Madiun dari arah selatan ke utara
rata-rata 78%.
Kota Madiun merupakan daerah urban
sehingga dominasi penggunaan tanahnya adalah untuk kawasan terbangun yang
tediri dari perumahan, fasilitas umum dan lainnya.
Kota Madiun ini terdiri dari 3 kecamatan
yaitu Manguharjo, Taman,dan Kartoharjo.
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota
Madiun pada tahun 2006 mencapai 198.745 jiwa dengan angka pertambahan penduduk
alami sebesar 0,52, sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 200188 jiwa dimana
terjadi penambahan sebanyak 1443 jiwa. Kenaikan jumlah penduduk di Kota Madiun
bersifat stagnan.
Penduduk, Luas Wilayah,
dan Kepadatan Penduduk
Tahun 1998-2009
Tahun
|
Penduduk
|
Luas
Wilayah (Km2)
|
Kepadatan
Penduduk/Km2
|
1998
|
185570
|
33.23
|
5584
|
1999
|
186331
|
33.23
|
5607
|
2000
|
186954
|
33.23
|
5626
|
2001
|
188344
|
33.23
|
5668
|
2002
|
189736
|
33.23
|
5710
|
2003
|
190823
|
33.23
|
5742
|
2004
|
192807
|
33.23
|
5802
|
2005
|
195058
|
33.23
|
5870
|
2006
|
196691
|
33.23
|
5919
|
2007
|
198745
|
33.23
|
5981
|
2008
|
200188
|
33.23
|
6024
|
2009
|
202812
|
33.23
|
6103
|
Sumber : BPS Kota Madiun
Sementara itu kepadatan
penduduk secara kesulurahan adalah 5.981 jiwa/km2. Dari 3 (tiga) kecamatan yang
ada Kecamatan Taman adalah kecamatan terpadat dengan kepadatan penduduk 6.844
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk 2 (dua) kecamatan lainnya yaitu
Kecamatan Manguharjo dan Kartoharjo masing-masing 6.170 jiwa/ km2 dan 5.181
jiwa/ km2.
Pertambahan jumlah
penduduk terbesar berasal dari jumlah kelahiran. Kelahiran di Kota Madiun pada
Tahun 2009 sebanyak 2164 jiwa, sedangkan angka kematian cukup tinggi pula yaitu
sebesar 1374 jiwa. Jumlah pendatang pada tahun 2009 sebesar 5122 jiwa sedangkan
penduduk keluar sebesar 4890 sehingga terdapat penambahan sebesar 232 jiwa
penduduk pendatang.
Perkembangan Penduduk Kota
Madiun
Tahun 1998-2009
Tahun
|
Lahir
|
Mati
|
Datang
|
Pindah
|
1998
|
2044
|
1119
|
4292
|
4315
|
1999
|
2032
|
1204
|
4768
|
4835
|
2000
|
2065
|
1242
|
3564
|
3764
|
2001
|
2318
|
1079
|
3925
|
3774
|
2002
|
2268
|
1195
|
4180
|
3861
|
2003
|
2222
|
1251
|
4555
|
4440
|
2004
|
2302
|
1159
|
5569
|
4728
|
2005
|
2363
|
1295
|
5350
|
4167
|
2006
|
2324
|
1783
|
6328
|
5326
|
2007
|
2348
|
1323
|
5885
|
4856
|
2008
|
2314
|
1427
|
4886
|
4330
|
2009
|
2164
|
1374
|
5122
|
4890
|
Sumber : BPS Kota Madiun
Komposisi penduduk Kota
Madiun terdiri dari 98.000 jiwa penduduk laki-laki dan 104.812 jiwa penduduk
perempuan serta berada pada kelompok umur penduduk muda. Sex ratio penduduk
pada tahun 2009 sebesar 95,02.
Penduduk Menurut Jenis
Kelamin,Sex Ratio,
dan Kecamatan
Tahun 2009
Kecamatan
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Ratio
Jenis Kelamin
|
Mangunharjo
|
30067
|
31608
|
61675
|
92,12
|
Taman
|
40412
|
43725
|
84137
|
92,42
|
Kartoharjo
|
26047
|
28329
|
54376
|
91,94
|
Jumlah
|
96526
|
103662
|
200188
|
93,12
|
2007
|
95752
|
102993
|
198745
|
92,97
|
2006
|
94651
|
102040
|
196691
|
92,76
|
2005
|
93824
|
101234
|
195058
|
92,68
|
2004
|
92724
|
100083
|
192807
|
92,65
|
2003
|
91682
|
99141
|
190823
|
92,48
|
2002
|
91108
|
98628
|
189736
|
92,38
|
Sumber : BPS Kota Madiun
Sedangkan jumlah penduduk menurut
kelompok umur di Kota Madiun, didominasi oleh kelompok umur muda yaitu 15-19
tahun dengan jumlah sebesar 21967 jiwa atau sekitar 10,9% dari total penduduk
Kota Madiun. Dan jumlah penduduk terkecil pada kelomok umur 75 tahun keatas
yaitu sebesar 2,1% dari total penduduk di Kota Madiun.
Penduduk Menurut Kelompok
Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2009
Kelompok
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
0-4
|
7548
|
7151
|
14699
|
5-9
|
7593
|
7135
|
14728
|
10-14
|
7730
|
7695
|
15425
|
15-19
|
10723
|
11245
|
21968
|
20-24
|
8633
|
8724
|
17357
|
25-29
|
8563
|
8350
|
16913
|
30-34
|
7757
|
8319
|
16076
|
35-39
|
7261
|
8383
|
15644
|
40-44
|
7522
|
7799
|
15321
|
45-49
|
6324
|
6347
|
12671
|
50-54
|
4390
|
5024
|
9414
|
55-59
|
3869
|
4389
|
8258
|
60-64
|
3179
|
4291
|
7470
|
65-69
|
2171
|
3345
|
5516
|
70-74
|
1743
|
2728
|
4471
|
75-keatas
|
1565
|
2724
|
4289
|
Jumlah
|
96526
|
103662
|
200188
|
Sumber : BPS Kota Madiun
b. Ekonomi
Pendapatan Domestik Regional Bruto 2008
tercatat sebesar Rp 1.057,36 milyar. Dengan jumlah penduduk mencapai 173 ribu
jiwa, pendapatan per kapita rata-rata mencapai Rp 5,7 juta per tahun atau
sekitar Rp 500 ribu per bulan. Jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita
nasional yang mencapai sekitar $1800 per kapita per tahun.
Kekuatan anggaran
pemerintah kota madiun (APBD) pada 2007 mencapai Rp.354 milyar, di mana Rp 87
milyar untuk belanja publik. Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk, APBD
per kapita mencapai Rp 501 ribu per tahun. Posisinya yang cukup strategis
menjadikan Madiun berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga
menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan ke arah selatan. Oleh
karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah hinterland atau pusat
ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No
6/2007).
Selama periode 2003-2007,
sektor-sektor primer mengalami penyusutan dari 2,61% menjadi 2,18%. Sektor
sekunder (industri) juga mengalami penyusutan dari 40% menuju 39%. Sektor
tersier meningkat dari 57,32% menjadi 58,45%, yang semakin menegaskan arah
pertumbuhan Kota Madiun sebagai pusat perdagangan untuk daerah sekitarnya.
Sebagai pusat perekonomian
Jatim sebelah barat, angkutan antarkota dilayani oleh bus dan kereta api.
Madiun dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Stasiun Madiun
merupakan yang terbesar di kawasan Jawa Timur bagian barat, dan di terdapat
pusat industri kereta api Indonesia (PT INKA).
Persentase penduduk miskin
di Kota Madiun jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin
di Jawa Timur. Sejak terjadi kenaikan persentase penduduk miskin pada tahun
2004 di Kota Madiun yaitu dari 7,9 menjadi 8,7 selanjutnya pada tahun-tahun
berikutnya persentase penduduk miskin selalu mengalami penurunan seperti yang
diharapkan oleh pemerintah. Tahun 2005 penduduk miskin Kota Madiun turun 0,64
persen dari tahun 2004 disaat penduduk miskin di Jawa Timur naik sebesar 3,44
persen. Kemudian turun secara sangat signifikan pada tahun 2006 menjadi 6,32
dan tahun 2007 menjadi 5,59 persen.
Adapun produk domistik
regional bruto dengan atas dasar harga berlaku tahun 2003-200 selalu mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007 sektor pertanian dengan nilai 37.470,26 dan
pertambangan dengan nilai 604, 43 dan industri pengolahan dengan nilai
415.270,12. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai
36.717, 12 dan sektor konstruksi dengan nilai 240.233,58. Untuk sektor perdagangan hotel dan restoran
dengan nilai 329.144,64 dan sektor pengangkutan dan komunikasi dengan nilai
217.063,75 dan sektor keuangan persewaan dan jasa dengan nilai 172.099,54 dan
sektor jasa-jasa lainnya dengan nilai 238.838,04. Dari semua sektor yang paling
tinggi nilai PDRBnya berdasarkan atas dasar harga berlaku yaitu sektor industri
pengolahan dan perdagangan hotel dan restoran. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2003-2007
Sektor/ Sub Sektor
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
Pertanian
|
24.947,50
|
26.651,74
|
28.508,12
|
333.013,18
|
37.470,26
|
Pertambangan
|
385,18
|
429,91
|
480,46
|
541,81
|
604,43
|
Industri pengolahan
|
243.560,02
|
273.464,11
|
309.017,06
|
360.287,54
|
415.270,29
|
Listrik, gas dan air bersih
|
18.818,83
|
22.181,04
|
26.225,90
|
31.174,01
|
36.717,12
|
Konstruksi
|
126.547,36
|
147.587,81
|
172.976,29
|
204.180,11
|
240.233,58
|
Perdagangan Hotel dan restoran
|
181.858,02
|
207.252,94
|
239.131,36
|
281.016,51
|
329.144,64
|
Pengangkutan dan komunikasi
|
109.456,63
|
127.425,40
|
148.503,78
|
184.583,50
|
217.063,75
|
Keuangan persewaaan dan jasa
|
97.740,22
|
110.174,04
|
125.241,77
|
150.177,78
|
172.099,54
|
Jasa-jasa
|
148.924,03
|
165.401,22
|
183.317,81
|
210.372,26
|
238.853,04
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Madiun
Dan untuk produk domistik
regional bruto dengan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2003-2007 selalu
mengalami peningkatan namun hanya jasa-jasa lainnya yang semakin menurun. Pada
tahun 2006 sektor pertanian dengan nilai 21.375,07 dan pertambangan dengan
nilai 283,42 dan industri pengolahan dengan nilai 227.937,30. Sedangkan untuk
sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai 18.371,65 dan sektor konstruksi
dengan nilai 123.138,75. Untuk sektor
perdagangan hotel dan restoran dengan nilai 193.100,99 dan sektor pengangkutan
dan komunikasi dengan nilai 118.725,47 dan sektor keuangan persewaan dan jasa
dengan nilai 95.736,80 dan sektor jasa-jasa lainnya dengan nilai 38.904,65.
Dari semua sektor yang paling tinggi nilai PDRBnya berdasarkan atas dasar harga
konstan 2000 yaitu sektor industri pengolahan dan perdagangan hotel dan
restoran. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Produk Domestik Regional
BrutoAtas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2003-2007
Sektor/
Sub Sektor
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
Pertanian
|
20.564,36
|
20.779,60
|
20.976,61
|
21.177,05
|
21.375,07
|
Pertambangan
|
285,11
|
284,54
|
283,76
|
283,37
|
283,42
|
Industri pengolahan
|
196.912,63
|
202.771,28
|
209.544,36
|
217.936,81
|
227.937,30
|
Listrik, gas dan air bersih
|
14.314,43
|
15.009,19
|
15.966,19
|
17.105,45
|
18.371,65
|
Konstruksi
|
100.724,87
|
105.876,36
|
11.347,95
|
117.074,12
|
123.138,75
|
Perdagangan Hotel dan restoran
|
148.944,49
|
159.106,32
|
169.264,30
|
180.455,70
|
193.100,99
|
Pengangkutan dan komunikasi
|
87.549,32
|
93.936,87
|
101.436,68
|
109.731,78
|
118.725,47
|
Keuangan persewaaan dan jasa
|
80.392,29
|
83.572,27
|
87.011,67
|
91.117,76
|
95.736,80
|
Jasa-jasa
|
123.809,75
|
126.538,11
|
130.342,88
|
134.440,49
|
38.904,65
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Madiun
c. Sosial-Budaya
Pada 2009, jumlah penduduk Kota Madiun
mengalami pertumbuhan rata-rata sebanyak 1 persen. Jumlah penduduk berdasarkan
usia cukup dinamis. Usia di bawah 15 tahun, jumlah penduduk laki-laki lebih
tinggi dari jumlah perempuan, tetapi untuk usia antara 15 sampai 19 lebih
banyak perempuan. Demikian juga untuk usia 50 tahun ke atas, jumlah perempuan
jauh lebih besar dari pada jumlah laki-laki.
Dalam periode 2004-2009,
rata-rata lama sekolah di Madiun mencapai 9,5 sampai 10,32 tahun atau sampai
kelas 10 (setingkat SLTP). Masih jauh dari kebutuhan SDM untuk mendukung
pertumbuhan sebuah kota yang berbasis sektor jasa dan perdagangan. Namun
demikian, angka tersebut jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang
mencapai 6,5 sampai 7,06 tahun.
Madiun terkenal dengan
produk unggulannya makanan brem. Salah satu makanan khas Madiun adalah Pecel
Madiun, serta sambal pecel madiun. Kota Madiun juga merupakan pelestari budaya
tradisional, yaitu pencak silat. Dimana merupakan salah satu kekayaan seni
beladiri di Indonesia. Bentuk-bentuk pelestarian itu seperti masih adanya
berbagai organisasi pencak silat seperti Setia Hati Winongo, Setia Hati Tattuhu
Tekad dan Setia Hati Terate yang dapat dikatakan sebagai organisasi pencak
silat terbesar di Indonesia, yang memiliki jaringan-jaringan luas.
d. Sarana-prasarana
Fasilitas Kesehatan
Terdapat berbagai macam fasilitas
kesehatan di Kota Madiun yang melayani kebutuhan pengobatan kesehatan bagi
warga Madiun, antara lain mulai puskesmas, praktek dokter, bidan, hingga rumah
sakit baik milik Pemerintah Daerah Kota Madiun (RSUD Kota yang berlokasi di
Kelurahan Sogaten) maupun milik Provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Umum Provinsi
(RSUP) Dr. Soedono Kota Madiun yang terletak di Jl. Dr. Sutomo, mempunyai
perlengkapan peralatan dan tenaga medis yang paling lengkap diantara fasilitas
kesehatan lainnya, sehingga rumah sakit ini sering dijadikan sebagai rujukan
bagi warga yang memerlukan pengobatan lebih memadai. Rumah sakit ini juga
mempunyai pelayanan dengan skala regional, khususnya meliputi Kota Madiun,
Kabupaten Madiun, serta Magetan, Ponorogo, Ngawi, Pacitan, dll.
Sumber : Sentramedis.com
Fasilitas Pendidikan
Kota Madiun telah mampu memenuhi kebutuhan pendidikan bagi warganya mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi, sehingga untuk warga di sekitar Madiun (kabupaten dan bakorwil) yang menginginkan pendidikan yang lebih memadai atau lebih tinggi daripada yang dimiliki di wilayahnya, biasanya memilih atau melanjutkan di Kota Madiun. Diantara banyak sekolah yang ada di Kota Madiun yang banyak menjadi pilihan warga sekitar Madiun (Caruban/Kabupaten Madiun lainnya, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, dll.) adalah SMU Negeri 3 yang telah memiliki gedung sekolah baru yang berlokasi di Ring Road Barat dan Universitas Merdeka yang ada di Jl. Serayu. SMU Negeri 3 banyak dipilih karena merupakan pelopor sekolah negeri bertaraf internasional, sedangkan Universitas Merdeka banyak dipilih karena merupakan perguruan tinggi tertua di Kota Madiun. Namun saat ini, karena persaingan kualitas sekolah sekolah di Kota Madiun semakin ketat, maka warga sekitar Madiun makin memiliki banyak pilihan untuk melanjutkan di sekolah-sekolah favorit di Kota Madiun.
Fasilitas Olahraga
Untuk menyelenggarakan kegiatan
pertandingan olah raga antar daerah khususnya sepak bola, Kota Madiun memiliki
sarana olahraga yang cukup memadai yaitu Stadion Wilis. Stadion Wilis telah mengalami
renovasi sehingga dapat dipergunakan untuk pertandingan sepak bola hingga skala
nasional. Di kawasan Stadion Wilis juga terdapat Gedung Olah Raga (GOR) yang
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan tingkat local hingga nasional, antara
lain pertandingan volley, bulutangkis, senam, dll.
Sumber : Panoramio.com
RTH
RTH eksisting di Kota Madiun terbagi
menjadi RTH publik seluas 339, 42 Ha dan RTH privat seluas 23,5 Ha. Untuk lebih
jelasnya RTH di Kota Madiun dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 1.3
RTH di Kota Madiun
NO.
|
JENIS RTH
|
LUAS (HA)
|
RTH
Publik
|
326,37
|
|
1.
|
Jalur hijau jalan
|
96,6
|
2.
|
Taman:
-
Taman
Sub Pusat Pelayanan
-
Taman
kota
|
6,57
43,56
|
3.
|
Lapangan olahraga
|
26,18
|
4.
|
Makam
|
21,6
|
5.
|
Hutan kota
|
11,53
|
6.
|
Sempadan:
-
Sungai
-
Mata
air
-
SUTT
-
KA
-
Buffer
zone
|
93,99
2
2
19,34
3
|
RTH
Privat
|
23,5
|
|
-
Lahan
pekarangan
-
Taman
perkantoran
-
Taman
gedung komersil
-
Taman
fasilitas umum
-
Bufferzone
industri
|
9,2
2
5,6
1,6
5,1
|
|
TOTAL
|
349,87
|
|
WILAYAH
PERENCANAAN
|
3323
|
|
RTH
PUBLIK
|
9,8%
|
|
RTH
PRIVAT
|
0,7%
|
Sumber
: Hasil Survei Tahun 2009
Transportasi
Saat ini Kota Madiun memiliki terminal
yang melayani angkutan dalam kota maupun angkutan luar kota. Terminal yang ada
di Kota Madiun dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu terminal yang melayani angkutan
dalam kota maupun angkutan luar kota (terminal bus/terminal utama).
Terminal Purboyo yang ada di Kota Madiun
berada di Jalan Basuki Rahmad, yang melayani angkutan antar wilayah yang
menghubungkan ke arah timur (Surabaya-Malang-Banyuwangi-Bali-Lombok) dan ke
arah barat (Solo-Yogyakarta-Bandung-Jakarta-Sumatera).
Sedangkan keberadaan Sub Terminal yang
diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat transit angkutan kota, kondisinya
mangkrak atau tidak terurus dan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Terdapat
dua sub terminal di Kota Madiun, yaitu di Jl. Kelapa Sari (Kelurahan Manisrejo)
dan di jalan Ring Road Barat.
e. Penggunaan Lahan
Pola
penggunaan tanah pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu kawasan
terbangun dan kawasan tidak terbangun. Kota Madiun merupakan daerah urban
sehingga didominasi dengan kegiatan perkotaan seperti perdagangan dan jasa,
pendidikan, perkantoran, dan permukiman.
Wilayah Kota Madiun memiliki luas 3323 Ha,
dimana penggunaan lahannya didominasi oleh permukiman dan pertanian sawah.
Lahan pertanian di Kota Madiun terdiri dari sawah dan tegalan yang terdapat di
daerah pinggiran kota tepatnya di bagian utara, barat, serta sebagian kecil di
bagian selatan dengan luas 1.100 Ha atau sekitar 33% dari luas total Kota
Madiun. Lahan sawah hampir seluruhnya merupakan sawah irigasi teknis yang produktif,
oleh karenanya perubahan fungsi lahan pertanian untuk kawasan terbangun di
wilayah kota perlu mempertimbangkan aspek keseimbangan lingkungan sesuai dengan
surat edaran Mendagri No. 590/11108/5 tanggal 24/10/1984. Meskipun perkembangan
kota umumnya menuntut ketersediaan kebutuhan lahan untuk kawasan terbangun yang
diperoleh dari lahan pertanian yang ada, akan tetapi perlu dipertahankan lahan
pertanian pada wilayah-wilayah tertentu yaitu:
·
Di sebelah selatan kota: sawah
Demangan, sawah Josenan, dan sawah Kuncen
·
Di sebelah barat kota: sawah
Kejuron dan sawah Pangongangan
Penggunaan lahan untuk sawah sebesar 1.098
Ha, sedangkan penggunaan untuk perkebunan sebesar 184 Ha dan penggunaan untuk
kolam sebesar 2 Ha. Luas kawasan terbangun pada Tahun 2008 mencapai 1553 Ha
atau sebesar 47% dari luas total Kota Madiun dan kawasan tak terbangun berupa
sawah, tegalan, ladang, dan kolam ikan sebesar 1604 Ha atau sekitar 48% dari
luas total Kota Madiun, serta untuk sungai dan infrastruktur sebesar 166 Ha
atau sebesar 5% dari luas total wilayah di Kota Madiun.
Berikut adalah peta penggunaan lahan kota
madiun :
POTENSI DAN PERMASALAHAN WILAYAH
Potensi
· Kota
Madiun sebagai Pusat dari Wilayah Pengembangan Madiun dan sekitarnya memiliki
fungsi antara lain Pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri,
pendidikan, kesehatan.
· Kota
Madiun sebagai pusat pelayanan kawasan andalan Nasional Madiun dan sekitarnya.
· Kota
Madiun sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Jawa Timur yang berfungsi
pelayanan dalam lingkup provinsi atau beberapa kabupaten.
· Wilayah
Pusat Kota Madiun memberikan pelayanan terhadap kegiatan ekonomi, pendidikan,
pemerintahan dan kesehatan dengan skala regional.
·
Kegiatan
pelayanan kota tidak menumpuk di pusat kota Madiun
· Pengembangan
pusat-pusat pelayanan baru sebagai sub pusat Kota Madiun di luar wilayah Pusat
Kota Madiun meliputi kegiatan pemerintahan, perdagangan dan pendidikan dengan
skala regional.
· Sub
pusat pelayanan Kota Madiun akan melayani beberapa pusat-pusat lingkungan
dimana setiap pusat lingkungan terhubung langsung dengan wilayah sub pusat kota
maupun wilayah pusat kota melalui jaringan jalan lokal dan kolektor primer.
· Masing-masing
pusat lingkungan telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan pendidikan,
perdagangan dan pemerintahan skala lokal.
· Terdapat
bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang memiliki nilai arsitektur tinggi dan
tempat-tempat sacral yang dihormati oleh masayarakat Kota Madiun seperti Makam
Kuncen yang merupakan makam pendiri Kota Madiun.
Permasalahan
· Perkembangan
wilayah pusat Kota Madiun sangat pesat, sehingga perlu dikendalikan dan ditata.
· Pada
sepanjang jalan utama kota, terdapat berbagai fasilitas dan jenis kegiatan yang
lebih beragam mulai dari kegiatan perdagangan dan jasa, perkantoran,
pendidikan, kesehatan, dan perumahan dan industri, sehingga pergerakan penduduk
ke sepanjang jalan-jalan utama menjadi dominan.
· Perkembangan
fasilitas pelayanan yang belum merata diseluruh sub pusat Pelayanan Kota,
sehingga ketergantungan terhadap Pusat Pelayanan Kota sangat besar.
· Pusat-pusat
lingkungan belum didukung dengan kemampuan sub pusat pelayanan Kota, sehingga
pusat lingkungan tergantung langsung dengan pusat Kota.
· Terdapat
beberapa kawasan pinggiran kota (kawasan bagian Utara-Barat dan kawasan
Utara-Timur) yang membentuk cluster dalam skala kecil sehingga pelayanannya
terbatas.
· Terdapatnya
sirkulasi lalu lintas regional (dari dan ke Kabupaten Ponorogo) yang melalui
pusat Kota Madiun, sehingga meningkatkan tingkat kepadatan arus dalam kota
meningkat.
· Sistem
perdesaan yang ada masih berorientasi pada Pusat Pelayanan Kota dan tidak
terbentuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
·
Sistem
perdesaan yang mulai berkembang menjadi perkotaan, seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan perkembangan Kota Madiun.
PENGEMBANGAN POTENSI
1. Dikembangkan
Jalan Lingkar Utara-Timur, Lingkar Timur-Utara, dan Lingkar utara-barat yang
akan membuka akses regional tanpa melalui Pusat Kota Madiun.
2. Seiring
dengan perkembangan Kota Madiun, terdapat prospek pengembangan jaringan jalan
yang menghubungkan antar wilayah baik internal dalam kota maupun Kota Madiun
dengan Wilayah Sekitarnya.
3. Seiring
dengan berkembangnya jalur Surabaya-Yogyakarta menjadikan Kota Madiun ini
sebagai transit pergerakan.
4. Peningkatan kegiatan dalam skala besar dan pengembangan
pusat kota menjadikan beberapa jalan berpotensi untuk dilakukan peningkatan
kelas jalan.
5. Konservasi
rel mati arah Madiun-Slahung-Ponorogo yang diarahkan untuk pengembangan
perkeretaapian (Komuter).
6. Peningkatan
penyediaan listrik Kota Madiun seiring dengan perkembangan wilayah khususnya
pengembangan pusat-pusat perekonomian baru.
7. Pengembangan jalur pejalan
pejalan kaki yang dihubungkan dengan pusat-pusat kegiatan masayarakat.
8. Menjadikan tempat-tempat
bersejarah yang ada di kota madiun sebagai sarana penelitian dan pariwisata.
Komentar
Posting Komentar